Selasa, 18 September 2012

KONSELING KELUARGA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


KONSELING KELUARGA

“Pertolongan yang penuh mampu membangkitkan  ketidakberdayaan”
Murray Bowen


Hidup adalah saling berhubungan. Kita dapat memanfaatkan jaringan yang menguntungkan; Dasi dalam sehelai kain menjadi tujuan. Apapun akibat langsung, maupun akibat tidak langsung. (Martin Luther King; Jr)


Menjadi kejutan bagaimana banyak orang menembus kehidupan tanpa pernah mengenal bahwa perasaan mereka tentang masyarakat yang berbeda/beragam oleh perasaan mereka sendiri, dan jika kamu tidak senang didalam diri kamu sendiri, maka kamu juga tidak dapat senang dengan yang lain”
Sidney J Harris

















FAMILY COUNSELING
A.    Dasar-Dasar Family Counseling
Pusat dari system interpersonal dalam tiap kehidupan seseorang adalah keluarga. Seorang bayi belajar bagaimana hidup dan menerima kehidupan itu melalui interaksinya dalam keluarga. Interaksi seseorang di masa depan memperlihatkan intensitas ikatan emosi dan kepercayaan dasar terhadap diri dan dunia luar yang dihasilkan pada interaksi awal dalam keluarga (Framo, 1976, dalam Kendall, 1982 : 517). Saat anak-anak tumbuh dan matang, mereka berubah dalam banyak hal dan keluargapun berubah pula. Hal ini berlangsung selama
perkembangan seseorang dalam rentang kehidupannya.
 Jika anak, remaja, atau orang dewasa  mengalami disfungsi psikologis, masalah ini mungkin berawal dari konflik yang tak terpecahkan dalam keluarga di masa lalu (Jackson, 1965, dalam Kendall, 1982). Misalnya suatu pasangan mungkin membawa anak mereka untuk konseling/terapi, hanya untuk menyatakan bahwa masalah mereka dengan anaknya hanyalah masalah sekunder dalam konflik perkawinannya. Hal ini mungkin kasus dimana anak terjebak di tengah-tengah di antara masalah kedua orangtuanya, yang dapat mengembangkan symptom-simptom seperti anxiety, tidak patuh atau gagal di sekolah, dimana hal ini menyebabkan tekanan terhadap situasi keluarga. Demikian juga halnya dengan klien dewasa, dimana mungkin berusaha menanggulangi perasaan depresinya, sebagai akibat dari konflik perkawinannya yang sangat mengganggu kepercayaan dirinya, dengan mengembangkan penghargaan diri yang besar. 
 Weakland (1960, dalam Imbercoopersmith, 1985) membuat hipotesa bahwa seseorang yang mengalami gangguan perilaku berat merupakan korban dari pesan-pesan ketidakrukunan satu pihak dengan pihak lain dalam keluarga. Minuchin (1974, dalam Imbercoopersmith, 1985) menjelaskan tentang “Triad yang kaku”, yaitu meliputi : (1) “detouring”, dimana orang-orang yang lebih dewasa menyerang atau overproteksi terhadap anak; (2) “koalisi orang tua –anak”, dimana  salah satu orang tua  dan anak bersekutu untuk melawan orang tua yang lain, dan (3) “triangulasi”, dimana anggota (biasanya anak) berada dalam koalisi yang tertutup dengan dua anggota lain yang sedang mengalami konflik.
 Imbercoopersmith (1985) menyatakan bahwa Family Conselor/Therapist harus memliki kemampuan menganalisa bagaimana pola triadic di dalam keluarga, melakukan intervensi  yang efektif bagi pola triadic dengan memberikan tugas-tugas, dan menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic para anggota keluarga dengan professional. 
 Meskipun masalah klien bukan karena disfungsi dalam keluarga, keluarga dapat menjadi sumber yang penting dalam proses konseling/terapi. Jadi, konselor/terapist berusaha memberi gambaran mengenai dukungan dan dorongan anggota keluarga  jika individu berusaha untuk keluar dari  permasalahan melalui proses konseling/terapi ini. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan seluruh anggota keluarga. 
Jika konselor/terapist melakukan intervensi terhadap keluarga atau pasangan, seluruh anggota keluarga hendaknya terlibat bersama. Hal ini disebut Conjoint Conseling/Therapy,  karena seluruh keluarga dilihat sebagai kelompok tunggal. Jadi, permasalahan tidak hanya didiskusikan dengan satu atau dua anggota keluarga saja. Konseling/terapi ini memiliki keuntungan  membawa seluruh anggota keluarga secara langsung dalam proses terapi. Hal ini memungkinkan adanya kesepakatan untuk bekerjasama untuk perubahan  dan memperkecil kemungkinan anggota keluarga yang lain memberikan bimbingan yang berbeda (Kendall et al., 1982 : 517-518).
 Famili Conseling/Therapy merupakan satu bentuk intervensi yang ditujukan bagi penyelesaian masalah keluarga. Pendekatan pada intervensi ini sangat concerned dengan struktur keluarga (baik dalam bentuk dyad maupun triad). Yang dimaksud dengan dyad adalah 2 orang yang diamati dan diperlakukan sebagai 1 unit, biasanya parental dyad. Sedangkan triad adalah 3 orang yang diamati sebagai 1 unit. Yang diobservasi adalah bagaimana para anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang menjadi focus dari Famili Conseling/Therapy, yaitu :
-  Mengubah sekuen perilaku diantara anggota keluarga.
-  Memberanikan anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain.
- Mengusulkan beberapa alliance (persekutuan atau perserikatan) dan melemahkan  beberapa yang lain.
Jadi, focus dari Family Conseling/Therapy lebih pada outcome dan perubahan, bukan pada metodenya itu sendiri. Ukuran dari keberhasilan konseling/terapi adalah bila ada perubahan dalam family construct.  Keluarga dipandang sebagai satu unit fungsi, sehingga diperlukan pula sebagai satu kesatuan. Bila ada salah satu anggota keluarga yang  menunjukkan masalah yang amat menonjol, maka ini dianggap sebagai symptom dari sakitnya kelurga.
Jadi, yang terutama diperhatikan adalah “relationship” di antara anggota keluarga. Apa yang diinterpretasi adalah suasana yang diciptakan oleh relasi keluarga itu dan bukannya symptom-symptom yang muncul (Perez, 1979).

B.     Definisi Family Counseling
 Masalah keluarga merupakan gejala interpersonal. Kondisi emosi salah satu anggota keluarga berpengaruh pada setiap anggota yang lain. Bila satu anggota keluarga merasa tidak enak/discomfort, maka hal ini akan mempengaruhi anggota lainnya. Kondisi keluarga dapat dianalogikan dengan kondisi individu dalam keadaan homeostasis. Jadi dalam konseling/terapi, keadaan homeostasis struktur keluarga ini, anak-anak merupakan emotional product dari orang tua.

C.    Perbedaan Antara Konseling Keluarga Dengan Konseling Individu
Perbedaan prinsip antara konseling keluarga dengan konseling individu secara khusus adalah; konseling keluarga menekankan pada interaksi dan hubungan keluarga dengan anggotanya; sedangkan konseling individu menekankan pada kasus/masalah pribadi yang berasal dari keluarga. Konseling keluarga atau terapis keluarga sangat berbeda, mereka selalu mengadakan intervensi untuk menemukan jalan keluar dari aturan keluarga. Konseling keluarga mengatakan banyak tanda-tanda atau variasi kehidupan/permasalahan. Berangkat dari masalah pribadi, suami, isteri, orangtua dan anak, atau keluarga yang lain, semua dan siapa saja yang ada dalam rumah..

D.    Definisi Keluarga
Adapun definisi keluarga adalah:
1.       Keluarga inti : Ayah, ibu dan anak-anak
2.      Tipe keluarga ekstrem : kumpul kebo, keluarga resmi, orang tua tunggal, kelompok, seri, poligami dan keluarga tidak biasa.
3.      Keluarga juga diartikan sebagai struktur organisasi, kesamaan tujuan dan karakter, cinta, loyalitas kan kepentingan
4.      Level / tingkatan tertinggi adanya kesamaan nilai, kepentingan, aktivitas dan keinginan saling membutuhkan antar anggota, kelompok fungsional dari organisasi yang lain atau tim.
5.      Definisi keluarga menurut “webster’s third new international dictionary” bahwa keluarga adalah kelompok masyarakat dengan cirri:
a.       Punya kesamaan filosofi, agama dan kesamaan yang lain.
b.      Masyarakat umum
c.       Sama-sama masyarakat kecil

E.     Sistem Hubungan Teori Secara Umum Pada Keluarga
1.      Sistem organisasinya terdiri dari unit-unit yang saling ketergantungan dan bagian-bagian interaksi.
2.      Sedikit keluarga yang anggotanya dari lulusan sekolah tinggi dan pegawai rumah sakit. sebagai akibat pada anggota keluarga yang lain.
3.      Terapis keluarga memilih menampilkan kesamaan sistem dimana masing-masing anggota berpengaruh terhadap anggota yang lain.
4.      Untuk perubahan signifikan mengenai indentitas klie), anggota keluarga sanggup berubah dari jalan interaksi mereka.
5.      Terapis keluarga bekerja dengan membuat hubungan keluarga yang positif daripada  hubungan keluarga dengan konflik.
6.      Kunci pokok keinginan semua  terapis keluarga adalah keluarga yang seimbang antara kondisi alam dan karakter kesalahan fungsi keluarga

F.     Sistem Pendekatan Terapi Keluarga
Sistem Pendekatan Terapi Keluarga Menurut Murray Bowen :
1.      The spousal relationship (Hub. Kepedulian)
2.      Perbedaan diri : Lebih memotivasi diri sendiri daripada motivasi dari terapis
3.      Tidak memisahkan diri dari sistem emosi keluarga (jangan lari dari konflik tapi pecahkan masalahnya)
4.       Proses emosi keluarga inti: Terapis hadir sebagai kekuatan adaptasi pada pasangan yang tidak berfungsi (bertengkar), melakukan control, membuat kebijakan dan responsif.
5.      Proses proyek keluarga: Menunjukkan bagaimana orangtua yang baik dan yang jelek terhadap anak. Dalam satu contoh lebih dahulu menyebutkan, tidak ada perbedaan kecurigaan orangtua mereka dari pemecahan masalah oleh  kesungguhan pada anak dan situasi anak.
6.      Proses penyiaran banyak generasi: Menunjukkan orangtua yang baik dan yang jahat merupakan bawaan dari satu generasi yang lain.
7.      Posisi rancu: Posisi kelahiran yang dipesankan menjadi factor penyebab utama perkembangan dan gaya hidup.
8.      Emotional cutoff
9.      Proses emosi dalam masyarakat: Tidak ada perbedaan tipe masyarakat yang emosinya reaktif, daripada yang berpikir rational saat terjadi konflik, stress, krisis, dan cemas

G.    Terapi Keluarga Struktural
Terapi Keluarga Struktural terkait erat dengan teori sistem keluarga Bowen. Terapis Keluarga struktural juga beroperasi pada asumsi bahwa klien individu harus diperlakukan dalam konteks sistem keluarga. Terapis tidak melihat klien sebagai sumber yang cukup informasi tentang masalah dibawa ke konseling atau satu-satunya sumber penyebab masalah. Perubahan yang dihasilkan dari konseling individual tidak cukup stabil untuk berdiri melawan tekanan sebuah keluarga disfungsional membawa untuk menanggung. Oleh karena itu, tujuan keseluruhan dari terapis keluarga struktural untuk mengubah struktur keluarga untuk memberdayakan keluarga disfungsional untuk bergerak menuju cara-cara fungsional melakukan atau bertransaksi bisnis keluarga dan komunikasi keluAarga.
1.      Dasar Pemikiran
Suatu patologi keluarga muncul akibat dari perkembangan reaksi yang disfungsional. Fungsi-fungsi keluarga meliputi struktur keluarga, sub-systems dan keterikatannya. Peraturan-peraturan tertutup dan terbuka dan hirarki-nya harus dimengerti dan dirubah untuk membantu penyesuaian keluarga pada situasi yang baru. 
2.      Peran Konselor
Konselor memetakan aktivitas mental dan kerja keluarga dalam sesi konseling. Seperti sutradara teater, mereka memberi instruksi pada keduanya untuk berinteraksi melalui ajakan-ajakan dan rangkaian aktivitas spontan.
3.      Unit Treatment
Keluarga sebagai satu system atau sub-system, tanpa mengabaikan kebutuhan individu. 
4.      Tujuan
Mengungkap perilaku-perilaku problematik sehingga konselor dapat mengamati dan membantu mengubahnya ;  untuk membawa perubahan-perubahan struktural di dalam keluarga ; seperti pola-pola organisasional dan rangkaian perbuatan.
5.      Teknik
Kerjasama, akomodating, restrukturusasi, bekerja dengan interaksi (ajakan, perilaku-perilaku spontan), pendalamam, ketidakseimbangan, reframing, mengasah kemampuan dan membuat ikatan-ikatan. 
6.      Aspek-Aspek Unik
Yang utama adalah membangun keluarga-keluarga dengan sosioekonomis yang rendah, sangat pragmatis, dipengaruhi oleh profesi psikiatri untuk menghargai konseling keluarga sebagai suatu pendekatan treatment; dengan prinsip-prinsip dan teori-nya Minuchin dkk, efektif untuk keluarga dari para pecandu, para penderita gangguan makan dan bunuh diri, penelitian-penelitian yang baik, systematis, masalah difokuskan untuk masa sekarang, umumnya dilaksanakan kurang dari 6 bulan, konselor dan keluarga sama-sama aktif.

Salvador Minuchin yang Kontribusi untuk Terapi Keluarga Struktural
Salvador Minuchin dianggap sebagai pendiri terapi keluarga struktural seperti yang dipraktekkan saat ini. Ia dilahirkan pada tahun 1921 untuk orang tua Yahudi Rusia di sebuah kota Argen-Tinian kecil. Menurut Simon (1984), Minuchin manfaat dari masa kecil yang multikultural dan menjadi aktivis di awal kehidupan. Sebagai mahasiswa, ia bergabung dengan sebuah organisasi Zionis dan ditangkap karena mengambil bagian dalam protes terhadap Juan Peron pada tahun 1943. Setelah menghabiskan 3 bulan penjara, Minuchin diusir dari universitas dan belajar di Uruguay untuk sementara waktu. Kemudian ia menyelesaikan gelar kedokterannya di Argentina. Berikutnya datang residensi di psikiatri anak dan tur 18-bulan bertugas sebagai dokter di perang tahun 1948 Isreali. Minuchin datang ke Amerika Serikat dengan maksud bekerja dengan Bruno Bettelheim di Sekolah Orthogenic Chicago, namun, ia bertemu Nathan Ackerman di New York dan akhirnya memutuskan untuk bekerja di pusat pengembangan anak-Ackerman. Minuchin terjepit dalam 3 tahun bekerja dengan anak-anak imigran Afrika dan Asia di Israel sebelum menerima pelatihan lebih analitik dan menjadi direktur penelitian keluarga di Sekolah Wiltwyck untuk Boys di New York.
Pelatihan Minuchin terbaik tidak datang dari buku-buku dan kelas. Seperti begitu banyak termometer apists telah memperhatikan, metode psikoanalitik tradisional tidak sering bekerja dengan populasi seperti anak laki-laki nakal. Tingkat residivisme tampaknya mendekati 100%, dengan laki-laki muda mengulangi perilaku tunggakan mereka atas pembebasan mereka. Menyadari bahwa beberapa keluarga dihasilkan anak-anak nakal beberapa Minuchin menyimpulkan bahwa keluarga harus membuat kontribusi yang signifikan untuk masalah ini. Oleh karena itu, ia mulai mengembangkan pendekatan untuk bekerja dengan keluarga-keluarga yang tidak memiliki keterampilan verbal untuk psikoterapi tradisional, tetapi sebaliknya berfokus pada komunikasi nonverbal, sebuah praktek standar dalam individu, kelompok, dan terapi keluarga.
Banyak dari apa Minuchin belajar tentang keluarga adalah dengan pengamatan melalui kaca satu arah dan bekerja sama dengan rekan-rekannya di sekolah. Dalam metode yang sama dengan metode Adlerian untuk bekerja dengan keluarga, Minuchin dan rekan-rekannya mengembangkan pendekatan tiga langkah: Dua konselor bertemu dengan seluruh keluarga, kemudian seorang konselor bertemu dengan orang tua, dan yang lainnya dengan anak-anak. Proses ini berpuncak pada tahap akhir di mana setiap orang berkumpul untuk berbagi informasi dan rencana untuk perubahan. Pengamatan lebih lanjut dan studi yang dipimpin ke bahasa untuk menggambarkan struktur keluarga dan sistem intervensi yang dirancang untuk mengubah pola berbahaya membantu dan bahkan organisasi keluarga.
Sama seperti Glasser menulis bukunya yang pertama berbasis minyak sukses pengalamannya di Sekolah Ventura untuk Girls, Minuchin menulis Keluarga dari Permukiman kumuh (1967) berdasarkan pengalamannya di Wiltwyck. Proyek berikutnya adalah mengubah Minuchin Klinik Bimbingan Anak Philadelphia menjadi pusat keluarga model yang terapi. Dia memiliki bakat untuk yang dramatis dan sangat kritis terhadap kasus presentasi seminar yang tidak memenuhi standar itu. Sebagai seorang terapis keluarga. Berlatih, dia mengatur adegan keluarga, diberikan-peran, mulai dan berhenti tindakan, dan mengambil peran utama atau mendukung dirinya.

H.    Terapi Keluarga Strategis

Menyusul popularitas terapi keluarga struktural pada tahun 1970-an, terapi keluarga strategis mendominasi tahun 1980-an, dipimpin oleh Milton Erickson, Jay Haley, Madanes. Terapi keluarga Strategis ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku anggota keluarga , yang sedang berlangsung dan berulang, dapat dipahami hanya dalam konteks keluarga yang tidak efektif dalam  memecahkan masalah keluarga berkembang dan mempertahankan gejala. Peran konselor adalah untuk merancang sebuah rencana dalam memecahkan masalah yang diajukan. Haley (1973) mendeefinisikan terapi keluarga strategis sebagai sebuah terapi apapun di mana seorang terapis para inisiat apa yang terjadi dalam terapi dan mendesain sebuah rencana untuk memecahkan setiap masalah. Hal ini ditandai dengan durasi singkat nya, umumnya tidak lebih dari 10 sesi. Terapis mengambil pada tingkat aktivitas yang sangat tinggi dengan memberikan arahan khusus untuk perubahan perilaku yang dilakukan sebagai pekerjaan rumah. Banyak arahan dari terapis yang intervensi paradoks dan solusi yang berfokus pada metode konseling singkat.
1.      Dasar Pemikiran
Orang dan keluarga dapat berubah dengan cepat. Treatment (perlakuan) dapat sederhana dan pragmatis dan berkonsentrasi pada perubahan perilaku symptomatic dan peran-peran yang kaku. Perubahan akan muncul melalui ajakan-ajakan, cobaan berat (siksaan), paradox, pura-pura/dalih dan ritual-ritual (strategic and systemic therapis), difokuskan pada pengecualian terhadap disfungsionalitas, solusi-solusi hipotetik dan perubahan-perubahan kecil. (solution-focused therapies).
2.      Peran Konselor
Konselor menanggapi munculnya daya tahan/perlawanan dalam keluarga dan mendesign rangkaian cerita tentang strategi-strategi untuk memecahkan masalah. Menerima munculnya perlawanan/daya tahan melalui penerimaan positif terhadap problem-problem yang dibawa keluarga. Konselor lebih seperti seorang dokter dalam tanggung-jawab terhadap keberhasilan treatment dan harus merencanakan dan membangun strategi-strategi. 
3.      Unit Treatment
Keluarga sebagai suatu system, meskipun pendekatan-pendekatannya secara selektif dipergunakan pada pasangan-pasangan dan individu-individu. 
4.      Tujuan Treatment
Untuk mengatasi problem-problem masa sekarang. Menemukan solusi-solusi, membawa perubahan-perubahan, menemukan target tujuan perilaku, untuk menimbulkan insigt, untuk mengabaikan hal-hal yang bukan masalah. 
5.      Tehnik
Reframing (memasukkan dalam konotasi positif), direktif, kerelaan dan pertentangan berdasarkan pada paradox (termasuk penentuan symptom-symptom), pengembangan perubahan selanjutnya, mengabaikan interpretasi, pura-pura, hirarki kooperatif, cobaan-cobaan (siksaaan), ritual, tim, pertanyaan-pertanyaan berputar, solusi hipotetis (dengan menanyakan “pertanyaan ajaib”). 


6.      Aspek-Aspek Unik
Terdapat penekanan pada pemeriksaan pada pemeriksaan symptom dengan cara yang positif. Treatment-nya singkat (biasanya 10 sesi atau beberapa). Fokus pada pengubahan perilaku problematik masa sekarang. Tehniknya dirancang khusus untuk setiap keluarga. Tretment yang inovatif dan penting. Pendekaannya fleksibel, berkembang dan kreatif. Secara mudah dapat dikombinasikan dengan teori-teori lain.

I.       Paradoks Intervensi
Intervensi paradoks memanfaatkan klien resistensi yang kuat harus berubah dan untuk mengambil arahan dari terapis. Daripada bekerja melawan perlawanan klien, terapis menggunakan cara dalam memberikan  perubahan  perilaku yang diperlukan untuk memperbaiki masalah dan memperbaiki sistem keluarga. Klien dalam posisi ganda mengikat baik menaati terapis, klien yang tidak ingin melakukan, atau menghentikan, bermasalah "tidak terkendali" perilaku. Klien segera menemukan-bahwa perilaku yang terkontrol dan menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh,, konselor memberitahu insomnia untuk melihat berapa lama orang bisa pergi tanpa tidur, bahkan mungkin memasukkan kontes tetap-terjaga atau pergi untuk rekor dunia, atau menceritakan seorang anak mengamuk untuk memiliki tantrum lebih dan orang tua anak untuk memberikan ruang pribadi untuk tantrum. Konselor juga dapat memberitahu anak-anak yang kehilangan kesabaran mereka dan melakukan tindakan agresif untuk melakukannya 04:00-17:00-hari dalam ruangan yang dilengkapi dengan tas meninju dan memberitahu orang tua mereka untuk mengingatkan anak - anak bila waktu untuk melampiaskan kemarahan mereka terbatas.
Di  intervensi paradoks lainya, konselor mengambil "satu-down" posisi, mendorong klien untuk tidak melakukan terlalu banyak terlalu cepat. Klien sering bermain game-kaki kayu, yang menyoroti ketidakmampuan klien dan alasan mengapa klien tidak dapat berfungsi dengan baik. Dalam posisi satu-down, konselor menekankan semua bahwa klien sudah melakukan meskipun masalah dan menunjukkan bahwa klien harus memiliki kekuatan batin yang besar bahkan untuk menunjukkan untuk konseling.
Klien yang cacat diri mereka sendiri melalui kecemasan antisipatif terhadap kegiatan seperti membuat pidato, mengambil tes, atau bertemu orang baru yang diarahkan untuk praktek-Praktisnya semua gejala kecemasan, seperti memerah, berbicara dengan suara gemetar, gagap, pingsan, atau benar-benar gagal tes. Mereka sering memberitahu tes-cemas orang untuk mengambil tes praktek dan gagal masing-masing.
Madanes (1981) sering meminta anak untuk berpura-pura melakukan gejala keluarga itu berusaha mencegah-Para anggota keluarga yang lain diarahkan untuk bermain bersama dengan dan mendorong anak untuk bertindak keluar gejala. Konselor sering memperlakukan menampilkan tidak mampu dan tidak berdaya belajar dengan arahan kepada anak untuk bertindak lebih berdaya lebih sering dan dengan arahan kepada anggota keluarga lainnya untuk lebih membantu dengan memberikan pelayanan yang terlalu banyak.
Walaupun terapi strategis dimaksudkan untuk singkat penghapusan gejala, konselor membedakan antara perubahan waktu  pertama dan waktu kedua. kali pertama perubahan terjadi ketika gejala untuk sementara dihapus, hanya untuk muncul kembali kemudian. Karena sistem keluarga belum berubah. Haley (1976) menunjukkan bahwa perilaku anggota keluarga tidak terjadi dalam isolasi. Sebaliknya, perilaku keluarga terjadi dalam urutan di mana perilaku salah satu anggota adalah baik hasil dan katalis untuk perilaku anggota lain. Memperbaiki gejala sementara gagal untuk memperbaiki sistem tidak memperbaiki keluarga. Tinju rangka perubahan adalah ciri untuk keluarga disfungsional yang bekerja sangat keras untuk mempertahankan status quo.
Waktu kedua perubahan terjadi ketika gejala dan sistem diperbaiki dan kebutuhan untuk gejala tidak muncul lagi-Untuk pertengkaran contoh, ibu dan ayah, anak-anak mulai berkelahi, ibu dan ayah menghentikan pertengkaran mereka untuk berurusan dengan anak-anak mereka, dan periode perdamaian keluarga dicapai-Sampai ibu dan ayah menemukan cara yang lebih baik dalam menyelesaikan konflik, urutan mengulangi sering dan perdamaian hanya sementara. Keluarga sehat dengan fasilitas adaptif untuk memperbaiki sistem keluarga ketika rusak terlibat dalam urutan kedua berubah.

J.      Pendekatan Komunikasi Dalam Terapi Keluarga
Sistem Discions kami, pendekatan struktural, dan terapi keluarga strategis telah menyoroti beberapa kesamaan dan tumpang tindih antara metode serta perbedaan spesifik. Mungkin benang merah yang menyatukan bidang terapi keluarga adalah fokus pada bagaimana anggota keluarga berkomunikasi. Komunikasi adalah jantung dari dua metode yang disajikan berikutnya dalam diskusi kita: perilaku keluarga John Gottman itu dan terapi conjoint keluarga Virginia Satir.
1.      Dasar Pemikiran
Keluarga akan mengembangkan dinamika dan struktur fungsional apabila ada komunikasi yang jujur dan penuh kasih.

2.      Peran Konselor
Meningkatkan komunikasi dalam keluarga. 
3.      Tehnik
Diajarkan ketrampilan komunikasi.

1.      Wawancara Metode Behavioral John Gottman
Perilaku keluarga itu terapi Gottman (1979, 1990) memiliki lebih banyak kesamaan dengan terapi keluarga tradisional daripada yang dilakukannya dengan konseling perilaku dan terapi. Para terapis di fungsi sistem Gottman lebih sebagai pendidik daripada sebagai penyembuh, seperti halnya bagi sebagian besar praktisi teori dan sistem yang disajikan dalam buku ini. Keluarga terapis mengikuti pendekatan komunikasi untuk terapi keluarga secara alami memegang pandangan bahwa komunikasi yang akurat adalah kunci untuk memecahkan masalah keluarga.
Semua keluarga dihadapkan dengan masalah, namun, beberapa keluarga dapat memecahkan masalah mereka daripada keluarga lainnya. Keluarga yang baik pada pemecahan masalah memiliki beberapa ciri umum. Mereka memiliki komunikasi yang terbuka dan jujur daripada mengandalkan peran palsu atau manipulatif ketika mencoba untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memecahkan krisis keluarga. Selain itu, anggota keluarga sesuai dengan maksud dan dampak dari komunikasi mereka. Sebagai contoh, seorang istri mungkin ingin kerjasama yang lebih dari suaminya pada tugas-tugas rumah tangga. Dia menyatakan permintaannya dalam istilah yang jelas dan mendengarkan respon suaminya tentang kebutuhannya; maksud komunikasinya mencapai dampak yang diinginkan. Apakah dia telah sarkastis, dampak dari pesannya mungkin dihasilkan dalam kerjasama yang kurang dari suaminya. Keluarga disfungsional memiliki tingkat keberhasilan yang rendah dalam pencocokan dampak dengan maksud komunikasi mereka.

2.         Conjoint Terapi Keluarga Virginia Satir
Ketika Virginia Satir (1916-1988) berusia 5 tahun, dia memutuskan menjadi detektif untuk membantu anak-anak mencari tahu orang tua. Dia tidak yakin apa yang akan dia cari, tetapi bahkan di usia ini ia tahu bahwa lebih aneh- hal yang terjadi di keluarga daripada yang lainnya. Lebih dari setengah abad kemudian, setelah bekerja dengan ribuan keluarga, Satir melaporkan bahwa dia masih menemukan banyak teka-teki dalam keluarga.
Satir melihat kehidupan keluarga sebagai gunung es. Kebanyakan orang menyadari hanya sepersepuluh dari apa yang terjadi dalam keluarga --- kesepuluh bahwa mereka dapat melihat dan mendengar, seperti kapal yang tergantung pada kesadaran kapten gunung es total, keluarga harus bergantung pada kesadaran total dari struktur keluarga untuk bertahan hidup. Satir menyebutkan 90% tersembunyi karena kebutuhan keluarga, motif, dan pola komunikasi. Dalam empat buku, Satir menemukan beberapa jawaban teka-teki selama bertahun-tahun: munculnya  Terapi Keluarga (1967), orang membuat (1972), Membantu Keluarga untuk Perubahan (Satir, Stachowiak, & Taschman, 1975), dan Langkah demi langkah (Satir & Baldwin, 1983). Menurut Satir, dia menghiasi beberapa konsep awal dalam Terapi Keluarga sebagai hasil dari pekerjaannya-dengan konsep Gestalt disajikan oleh Fritz Pena dan tubuh bekerja-kesadaran Bernard Gunther.
Virginia Satir memperoleh kualifikasi yang sangat baik sebagai detektif tua: pelatihan akademik formal dalam pekerjaan sosial psikologis di University of Chicago dan bekerja sebagai seorang guru, konsultan, dan praktisi di klinik kejiwaan, rumah sakit jiwa, keluarga pusat pelayanan, pusat-pusat pertumbuhan, dan praktek swasta. Pada tahun 1959, dia bergabung dengan dua psikiater untuk membentuk staf awal Mental Research Institute di Palo Alto, California. Dia juga menjabat sebagai direktur utama dari pelatihan di Institut Esalen di Big Sur, California, dan mengajar di sebagian besar dunia. Dia adalah seorang profesor tamu setidaknya 10 universitas dan konsultan untuk pertolongan  Iklan Veteran. dan beberapa lembaga lainnya dan sekolah. Seperti banyak teori yang  disajikan dalam buku ini, ia lebih efektif menunjukkan metode baginya daripada ceramah tentang mereka.
Satir mengutip kontributor beberapa pengembangan sistem -termasuk dia, teori interpersonal yang Harry Stack Sullivan tahun 1920-an (perilaku individu dipengaruhi oleh nya atau interaksi dengan lainnya) dan pertumbuhan terapi kelompok, kontributor yang utama adalah J. L Moreno dan S. PL Slavson, juga selama tahun 1920-an. Gregory Bateson dan Murray Bowen mulai melihat keluarga yang menutupi mengapa individu menjadi 'skizofrenia "Mereka percaya bahwa satu orang bisa mewakili situasi keluarga yang mati.
Bateson, dari Institut Penelitian Mental, menyumbangkan gagasan-ganda dengan mengikat komunikasi yang terjadi ketika seseorang mengirim pesan, yang bertentangan dengan orang lain, misalnya, Moin mengatakan, Jane, jika Anda benar-benar mencintai saya, Anda akan membuat nilai yang baik di sekolah"
Banyak teori Satir telah terkenal tidak hanya teori-teori klasik psikologi klinis dan psikiatri, tetapi juga dalam penelitian masa lalunya Research lembaga Mental dan Institut Nasional Kesehatan Mental. Satir disintesis tua dengan teori-teori baru dan teknik yang asli dan ditambahkan yaitu:
a.       Sifat Orang
Satir memiliki pandangan positif dari sifat manusia. Setelah mempelajari 12.000. keluarga secara mendalam, ia yakin bahwa, pada setiap saat, apapun yang orang lakukan merupakan yang terbaik mereka ketahui dan yang terbaik yang bisa mereka lakukan. Dia percaya bahwa orang yang rasional dan memiliki kebebasan dan kemampuan untuk membuat pilihan dalam hidup mereka. Meskipun Satir dipandang orang sebagai dasarnya bebas, dia menganggap tingkat pengetahuan mereka sebagai pembatasan pada kebebasan pribadi terbesar. Orang dapat belajar apa yang mereka tidak tahu dan mengubah cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat membuat diri mereka lebih sehat dengan membebaskan diri dari masa lalu. Seperti Maslow, Satir percaya bahwa orang diarahkan untuk bertahan hidup, tumbuh, dan mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain. Meskipun beberapa perilaku dapat diberi label psikotik, sakit, atau buruk, Satir melihatnya sebagai upaya untuk menjangkau keluar untuk membantu.
Harga diri memainkan peran penting dalam sistem Satir. Dia percaya bahwa harga diri akan melahirkan komunikasi yang efektif satu sama lain, sebaliknya, rendah diri, dan komunikasi disfungsional juga berkorelasi. Satir melihat sejauh mana orang menerima harga diri mereka dan hal buruk mereka sebagai hakikat dasar manusia. Harga diri adalah variabel yang berubah dan berfluktuasi dalam kisaran yang sehat, dan dapat menunda jumlah stres yang dialami seseorang. Hal ini terkait dengan seseorang pasien berpartisipasi dalam interaksi keluarga. Ketika anggota keluarga individu mengalami stres, kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara terbuka, memberi dan menerima umpan balik, dan memecahkan masalah tergantung pada harga diri kolektif keluarga. Anggota keluarga mungkin mencoba untuk memblokir komunikasi untuk melindungi harga diri mereka sendiri di bawah stres atau dalam krisis. Anggota keluarga dengan harga diri rendah cenderung menciptakan gangguan untuk membuat orang lain makan seburuk seperti yang mereka lakukan. Sebagai contoh, orang tua bersalah anak yang sering mengalami pelecehan memiliki rasa rendah diri dan tidak sadar mungkin akan menginternalisasi: 'Salah satu cara untuk menghukum diri sendiri karena cara boros saya adalah untuk menghukum perilaku yang sama di salah satu anak-anak saya ".
Perilaku, menurut Satir, secara langsung berkaitan dengan posisi keluarga seseorang dan melihat itu. Perasaan baik atau buruk tentang diri kita sendiri mungkin dikomunikasikan kepada orang lain. Satir memandang tanggung jawab orang dewasa menjadi fungsional ketika perilaku mereka diterima, membantu cara dan mengambil atas tindakan mereka. Satir (serta Adler dan Glasser) melihat tidak bertanggung jawab dan komunikasi yang buruk sebagai gejala harga diri rendah.
Satir menulis bahwa orang mengembangkan harga diri pada tahun-tahun anak usia dini. melebihi kebutuhan fisik yang jelas, anak-anak membutuhkan, kehangatan, diprediksi penguasaan atas dunia mereka dan validasi diri mereka sebagai yang berbeda: dan orang-orang berharga. Mereka juga membutuhkan rasa apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan dan penerimaan peran ini. Jika orang tua secara konsisten menunjukkan bahwa mereka menganggap anak-anak mereka ahli, orang seksual dan menunjukkan, memuaskan fungsional hubungan pria-wanita, anak-anak mereka memperoleh harga diri dan menjadi semakin mandiri. Dalam segala hal, harga diri, kemerdekaan, dan individualitas bersama.
Satir
memandang orang dewasa sebagai orang yang sepenuhnya bertanggung jawab atas perasaan mereka dan yang membuat pilihan berdasarkan pada persepsi akurat dari diri mereka dan orang lain. Orang dewasa bertanggung jawab penuh atas pilihan yang telah dibuat. Dalam Singkatnya, Satir menganggap orang dewasa sebagai (1) yang berhubungan dengan perasaan mereka, (2) berkomunikasi dengan jelas dan efektif, dan (3) menerima perbedaan orang lain sebagai suatu kesempatan untuk belajar.


b.      Teori Konseling
Satir percaya bahwa empat komponen dalam situasi keluarga dapat berubah dan perlu koreksi: perasaan 'harga diri, kekurangan komunikasi keluarga, sistem, dan aturan keluarga. Aturan adalah cara hal-hal yang dicapai dalam keluarga. Mereka adalah komponen yang paling sulit untuk mengungkap selama sesi terapi karena mereka biasanya tidak sadar diucapkan atau diketahui oleh semua anggota keluarga. Satir ingin semua anggota keluarga untuk memahami aturan-aturan yang mengatur susun emosional mereka, termasuk (1) kebebasan untuk com-ment, (2) kebebasan untuk mengekspresikan apa yang seseorang melihat atau mendengar, (3) kebebasan untuk menyetujui atau tidak menyetujui, dan (4) kebebasan untuk mengajukan pertanyaan ketika seseorang tidak mengerti. Unit keluarga menjadi disfungsional ketika anggota tidak memahami aturan tidak tertulis. Satir mengatakan keluarga yang memiliki masalah dengan anggota keluarga lain, bukan karena memiliki anggota keluarga yang jahat dan menyebabkan rasa sakit, hanya aturan-aturan yang buruk. Dia percaya bahwa apa yang terjadi pada saat tertentu adalah konsekuensi alami dari pengalaman hidup sendiri. Namun, Satir merasakan perubahan itu bukan "harus", melainkan salah satu di antara beberapa kemungkinan. Dia percaya, mengambil risiko, mengendalikan proses konseling, dan meninggalkan hasilnya untuk keluarga.
Untuk membawa perubahan dalam fungsi keluarga, perlunya menganalisis interaksi. Proses antara anggota keluarga dan sistem keluarga adalah sama pentingnya dengan menganalisis komunikasi. Pertanyaan mengenai siapa benar dan siapa yang salah pada perbatasan nilai yang tidak memiliki tempat dalam proses pertumbuhan keluarga dan pengembangan lebih lanjut. Fokusnya adalah pada menemukan bagaimana individu dapat menyesuaikan dengan berbagai peristiwa dalam keluarga untuk mencapai kepuasan dan menghindari penarikan dan peran berbahaya lainnya.
Satir menekankan perlunya mengembangkan kepercayaan sebelum proses perubahan yang berarti dapat dimulai. Mengingat kemauan untuk mengambil risiko, kepercayaan yang dapat diasumsikan. Langkah kedua adalah mengembangkan kesadaran, atau mengetahui apa yang kita lakukan. Dengan pemahaman dan kesadaran yang diterapkan dalam pemahaman baru untuk membuat keputusan yang efektif. Pada titik ini, perilaku pengambilan keputusan baru dapat dimanfaatkan. Tema yang mendasari adalah pengembangan diri dan kebebasan untuk komentar.
Satir percaya bahwa apakah keluarga tumbuh terutama tanggung jawab konselor dan masukan mereka. Mereka harus mampu menempatkan klien dalam berhubungan dengan mereka. Konselor mengasumsikan peran guru, mendidik cara berpikir keluarga yang baru, dan berkomunikasi.
Komunikasi, adalah faktor yang paling penting dalam sistem Satir, adalah penentu utama dari jenis hubungan orang dengan satu sama lain dan bagaimana orang menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka, serta dasi yang mengikat keluarga bersama-sama. Ketika sebuah keluarga adalah memiliki keterbukaan dalam komunikasi antara anggota keluarga, tegas, dan diterima. Sebaliknya, ketika sebuah sistem keluarga mengalami kesulitan dalam communication, maka mereka akan merasa diblokir atau terdistorsi dalam usaha untuk menangkal kecemasan dan ketegangan.
Placater. Placaters menenangkan sehingga orang lain tidak marah. Moto mereka adalah "perdamaian di harga berapa pun." Mereka berbicara dalam menjilat cara untuk mencoba untuk menyenangkan, atau mereka meminta maaf. Mereka tidak pernah setuju dan bahkan mengambil udara dari orang yang memiliki harga diri yang rendah. Mereka tidak bisa bernegosiasi yang saling menguntungkan karena proses yang terlalu mengancam. Dengan kata lain, placates meniadakan diri dalam melayani orang lain dan tetap dalam konteks situasi. Perilaku non verbal dari placater mengirim pesan bahwa "Apa pun yang Anda inginkan adalah baik-baik saja dengan saya, Saya hanya di sini untuk membuat Anda bahagia ".
Orang yang suka menyalahkan. Blemers adalah pencari masalah, direksi, dan bos. Mereka juga tidak baik tentang diri mereka sendiri. Mereka mungkin merasa kesepian dan tidak berhasil dan untuk mengkompensasi dan memaksa orang lain untuk mematuhi mereka sehingga mereka dapat merasa bahwa mereka mencapai sesuatu. Menyalahkan juga merupakan cara yang baik untuk mencegah orang lain dari terlalu dosis. Para blamers yang induser bersalah baik: "Setelah semua yang telah saya lakukan untuk Anda, bagaimana bisa Anda melakukan ini kepadaku?" Meniadakan Blamers lain sambil memfokuskan pada konteks situasi dan pada diri mereka sendiri. Perilaku nonverbal dari orang yang suka menyalahkan mengirim pesan bahwa "Anda tidak pernah melakukan apa pun. Apa yang terjadi dengan Anda?".
Komputer. Komputer yang tenang dan benar, tidak menunjukkan perasaan, dan berbicara seperti rekaman. Mereka berpura-pura tidak ada konflik ketika ada. Komputer adalah orang-orang wajar super. Tubuh mereka mencerminkan kepribadian yang kaku. Mereka meniadakan konteks situasi dan orang lain untuk berkonsentrasi mendapatkan apa yang mereka inginkan-Mereka menutupi kerentanan mereka dengan kata-kata besar untuk membangun diri. Perilaku nonverbal dari "komputer" mengirim pesan bahwa "Saya sejuk, tenang, dan dikumpulkan." Mereka mungkin, juga. mengambil posisi "Lihat saja cara saya" dengan mengorbankan orang lain dan konteks situasi.
Jebakan. Jebakan membuat pernyataan yang sama sekali tidak relevan. Mereka mengubah subjek dan merespon dengan jujur, ​​titik kuat mereka adalah menghindari dan menuntut. Mereka bahkan mungkin menarik diri dari situasi untuk menghindari  konflik. Jebakan meniadakan semua tiga unsur realitas. diri sendiri, orang lain, dan konteks situasi. Perilaku nonverbal dari jebakan mengirim pesan bahwa "Mungkin jika saya melakukan ini cukup lama, masalah benar-benar akan, pergi." Mengganggu, melakukan dan mengatakan hal-hal yang tidak relevan, menarik diri dari 'interaksi keluarga, atau kombinasi dari perilaku ini berfungsi untuk mencegah keluarga dari bahasan yang menyakitkan, isu yang belum terselesaikan, yang harus dihadapi dalam diskusi terbuka dan jujur.
Menyamaratakan. Levelers jujur ​​mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mereka dengan cara yang lurus-maju yang membahas diri sendiri, orang lain, dan konteks situasi. Pesan verbal dan nonverbal adalah postur tubuh konsisten. Leveling terjadi ketika semua aspek komunikasi adalah: tubuh, nada suara, konteks, dan ekspresi wajah. Levelers tidak menutupi atau menempatkan orang lain di dalam nama menjadi terbuka dan jujur. Mereka tidak kepalsuan. Levelers mengatakan kebenaran tentang apa yang mereka pikirkan, rasakan, dan melakukan, dan mereka mengijinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Hubungan mereka bebas dan jujur, dengan ancaman sedikit harga diri. Tanggapan meratakan yang benar adalah pesan untuk orang  khusus mereka pada waktu tertentu. Ini adalah bantuan langsung to the point tanpa agenda tersembunyi. Ada keterbukaan dan rasa kepercayaan dalam interaksi dengan anak dengan meratakan. Respon ini memungkinkan orang untuk hidup sebagai orang-orang lengkap berhubungan dengan perilaku mereka, pemikiran, dan perasaan. Menjadi menyamaratakan-memungkinkan seseorang untuk memiliki integritas, komitmen, kejujuran, keintiman, kompetensi, creativity, dan kemampuan untuk memecahkan masalah nyata. Keempat bentuk-bentuk hasil komunikasi yang meragukan integritas, komitmen murah, ketidakjujuran, kesepian, pencekikan inkompetensi, oleh tradisi (ketidakmampuan untuk mengubah pola tradisional), dan cara-cara destruktif untuk mengatasi masalah fantasi.
Masyarakat kita tidak mendorong tanggapan meratakan. Meskipun orang ingin jujur, mereka takut dan bukannya bermain game. Satir diuraikan berbagai pengalaman untuk membantu anggota keluarga menjadi sadar bahwa mereka dapat memilih untuk mengubah tanggapan mereka dan memahami bagaimana mereka dapat melakukannya. Levelers dapat memilih salah satu dari empat pola respon lainnya jika mereka bersedia menerima konsekuensi, tapi bagi mereka tanggapan tersebut tidak akan menjadi respon otomatis orang terkunci dalam pola tertentu. Levelers dapat memilih untuk menenangkan, menyalahkan dan menghitung. Perbedaannya adalah bahwa mereka tahu apa yang mereka lakukan dan siap untuk hasil dari perilaku mereka.
Satir membagi semua keluarga ke dalam dua jenis: memelihara dan bermasalah. Setiap jenis memiliki berbagai derajat. Tujuan utama nya untuk klien-kliennya itu-sebagai pengakuan dari jenis mereka dan kemudian berubah dari baik untuk mengasuh atau memelihara. Memelihara keluarga dan membantu anggotanya mengembangkan perasaan harga diri, sedangkan keluarga yang bermasalah kurang dalam perasaan ini. Dalam setiap keluarga, faktor yang dipertimbangkan meliputi perasaan harga diri, komunikasi, aturan, dan link ke masyarakat. Menurut Satir (1972), gairah, kejujuran, keaslian, dan kasih sayang keluarga-keluarga ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)      Orang-orang mendengarkan dan tertarik untuk mendengarkan orang lain.
2)      Orang-orang tidak takut mengambil resiko karena keluarga memahami bahwa salah dalam mengambil terikat terjadi saat mengambil risiko.
3)      Tubuh manusia yang anggun, dan ekspresi wajah mereka santai
4)      Orang melihat satu sama lain dan tidak melalui satu sama lain atau di lantai mati.
5)      Anak-anak yang ramah dan terbuka, dan tikus keluarga memperlakukan mereka sebagai manusia.
6)      Orang-orang tampaknya nyaman dengan sentuhan satu sama lain dan menunjukkan kasih sayang mereka.
7)      Orang-orang menunjukkan cinta dengan berbicara dan mendengarkan dengan penuh perhatian dan dengan lurus dan nyata dengan satu sama lain.
8)      Anggota merasa bebas untuk memberitahu satu sama lain bagaimana mereka makan dan apa yang mereka pikirkan.
9)      Apa pun dapat didiskusikan ketakutan, kemarahan, sakit hati, kritik, kegembiraan, prestasi
10)  Anggota rencana, tapi jika sesuatu tidak bekerja, mereka dapat menyesuaikan.
11)  Kehidupan manusia dan perasaan lebih penting daripada apa pun.
12)  Orangtua melihat diri mereka sebagai pemimpin dan bukan sebagai bos. Mereka mengakui untuk anak-anak mereka penilaian buruk mereka serta mereka. yang baik, penilaian, dan menyakiti mereka, marah, atau kekecewaan serta kegembiraan mereka. Perilaku mereka sesuai dengan ajaran mereka.
13)  Ketika mengasuh, orang tua perlu untuk memperbaiki anak-anak mereka. Mereka mengandalkan lis-tening, pemahaman menyentuh, dan waktu hati-hati dan menyadari perasaan-anak dan alami mereka ingin belajar.
14)  Orang tua mengasuh anak-anak belajar memahami bahwa hanya ketika mereka va1ued, sehingga mereka tidak merespon dengan cara yang membuat anak merasa dihargai.

c.       Metode Konseling
"Metode konseling dalam terapi keluarga melibatkan seluruh keluarga dan didasarkan pada komunikasi, interaksi, dan informasi umum. Pendekatan ini Satir diajarkan kepada keluarga adalah baik fisik dan emosional. Konselor yang lebih memilih untuk bekerja lebih sedikit dengan emosi.
Tujuan konseling keluarga menurut Satir adalah untuk membangun lingkungan yang tepat dan untuk membantu anggota keluarga dalam menjelaskan apa yang mereka inginkan atau harapan bagi dirinya dan bagi keluarga. Dia ingin mereka untuk mengeksplorasi keadaan keluarga dan yang memainkan peran. Dia berusaha untuk membangun semua harga diri. Satir juga bekerja untuk membantu keluarga mengoperasionalkan definisi kata-kata seperti menghormati dan mencintai.
Bahkan dengan banyak teknik, Satir ada rumus yang diusulkan untuk terapi karena terapi melibatkan perasaan manusia dan kemampuan untuk merespon-pada 1evel manusia. Satir memandang keluarga sebagai " pabrik " di mana orang yang dibuat oleh suatu proses yang mentah terbaik dan destruktif paling buruk. Locschen (1998) menunjukkan bahwa Satir melihat orang tua sebagai anak-anak sendiri yang telah mempelajari "aturan:" dari keluarga mereka sendiri dan membawa aturan-aturan ke depan untuk keluarga mereka.

d.      Contoh Metode Satir
Seorang wanita 40 tahun duduk di lantai, bersembunyi di balik sofa. Suaminya, duduk di kursi, poin jari menuduh padanya dari seberang ruangan. Satu putri, dengan lengan terentang, mencoba untuk membuat perdamaian. Dua anak duduk dengan punggung mereka ke grup, dan seorang anak keempat menggosok punggung ibunya. Satir istirahat memainkan peran diam, tangannya bertumpu pada bahu ayah, dan menanyakan bagaimana ia merasa sekarang. Dia telah meminta keluarganya untuk bertindak keluar diam-diam bagaimana mereka masing-masing merasa selama argumen keluarga. Metode pemahatan yang sangat baik dalam menciptakan kesadaran perasaan anggota keluarga lainnya.
Satir melaporkan data penelitian menunjukkan tekanan darah, respon kulit galvanik, dan electroencephalograms secara signifikan terpengaruh ketika orang mengubah sikap mereka dan postur tubuh dan menahan mereka selama setidaknya 10 detik ketika bermain peran demonstrasi dengan komunikasi dua-tingkat, verbal, dan nonverbal.
Sebagai contoh, asumsi suka menyalahkan menyebabkan respon fisiologis serta respons emosional setelah 10 detik. Dengan kata lain, orang-orang terlibat dalam perilaku peran berbahaya selama periode waktu tertentu memiliki potensi untuk membuat diri mereka sakit secara fisik.
e.       Pentingnya Anak-Anak
Anak-anak adalah penting untuk keberhasilan keluarga konseling dalam sistem Satir. Satir menganjurkan inklusi semua anak, bukan hanya anak yang memiliki masalah, karena semua adalah bagian dari homeostasis keluarga - sebuah proses di mana untuk mencapai persatuan dan urutan kerja. Satir mengoperasikan dari asumsi bahwa semua anggota merasa disfungsi keluarga dalam beberapa cara. Oleh karena itu, konselor bekerja dengan semua anggota keluarga untuk membantu mereka mendefinisikan kembali hubungan mereka. Anggota keluarga memiliki persepsi mereka sendiri tentang apa yang ada di dalam keluarga, dan masukan masing-masing anggota adalah penting dalam membangun sebuah fungsi keluarganya. Konselor bekerja dengan hubungan interpersonal keluarga untuk menemukan bagaimana anggota berinteraksi sehingga mereka dapat memperkuat ikatan mereka.
Satir menyarankan pertemuan dengan pasangan suami istri sebelum membawa pada anak. Dia membuat pasangan menyadari diri mereka sebagai individu maupun sebagai pasangan-dan orang tua. Dia juga menyarankan orangtua menyiapkan dalam wawancara awal untuk membawa anak-anak ke dalam sesi konseling. Setelah orang tua setuju bahwa peran anak-anak dalam konseling keluarga itu penting, anak-anak dimasukkan.
Bekerja dengan anak-anak berarti konselor harus menyadari kemampuan dan potensi anak-anak. Konselor dapat merencanakan sesi panjang untuk usia anak-anak. Anak-anak memiliki rentang perhatian yang pendek, dan proses konseling harus memegang minat mereka. Konselor dihadapkan dengan hambatan-hambatan dapat bekerja dalam diri mereka dan membuat proses konseling menguntungkan, produktif, dan menyenangkan untuk semua.
 Konselor harus mulai dengan mengakui semua anak dan mengulangi nama mereka, usia, dan urutan kelahiran untuk membiarkan anak-anak meninggal tahu bahwa mereka sedang didengar. Konselor juga menetapkan aturan untuk sesi, misalnya, tidak ada yang dapat menghancurkan properti dalam ruangan, tidak ada yang dapat berbicara untuk orang lain, semua harus berbicara sehingga mereka dapat didengar, dan setiap orang harus memungkinkan orang lain untuk didengar. Ketika aturan dasar telah dibentuk, dalam diskusi yang mendalam dapat dimulai.
Konselor harus mengatur suasana hati dengan mengajukan pertanyaan dalam, cara yang hangat, materi dan fakta. Pengaturan harus mendorong orang untuk mengambil risiko terlihat yang jelas dan objektif pada diri mereka sendiri dan tindakan mereka. Satir menyarankan banyak pertanyaan, tetapi mereka anak-anak mampu menjawab. Selama waktu ini, conselor harus yakin anak-anak memahami apa yang terjadi dan keluarga berjuang untuk mendapatkan. kenyamanan dan sadar dari diri mereka sebagai individu yang berbeda dari satu ibu. Mereka perlu mengetahui pentingnya berkomunikasi dengan satu sama lain-misalnya, bebas untuk setuju atau tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya, untuk mengatakan apa yang mereka pikirkan, dan untuk membawa perjanjian di tempat terbuka. Anak-anak perlu tahu bahwa konselor akan memperlakukan mereka sebagai orang dengan persepsi dan perasaan.
Konselor harus menunjukkan individualitas dengan berbicara kepada setiap anak, membedakan setiap anak, dan menyatakan kembali dan meringkas apa yang dikatakan masing-masing anak. Konselor perlu menyampaikan ketulusan mereka dengan menghormati semua pertanyaan dari setiap anak dan menunjukkan bahwa pertanyaan tidak onar dan illegiti  bahwa semua harus mengajukan pertanyaan tentang apa yang mereka tidak tahu atau tidak yakin. Konselor yang menyampaikan harapan anak-anak untuk memenuhi kebebasan mereka. Anak-anak mendengarkan, tertarik, dan berkontribusi pada diskusi.
Konselor dapat melanjutkan dengan meminta anak mereka mendapatkan ide-ide mereka tentang mengapa mereka ada disana, yang memberitahu mereka, dan apa yang dikatakan. Dari pertukaran ini, konselor dapat memperoleh wawasan tentang komunikasi dalam keluarganya. Konselor mendorong anak-anak untuk berbicara tentang diri mereka sendiri dan merasa  temuan mereka dalam hubungannya dengan setiap anggota keluarga. Konselor juga membantu anak-anak menekan frustrasi dan kemarahan dan memiliki anak-anak minta anggota keluarga mereka untuk jawaban, untuk setiap pertanyaan mereka mungkin.
Konselor dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi untuk memprovokasi pemikiran pada anak. Sebagai kemajuan konseling sesi, pertanyaan tentang aturan keluarga dan peran muncul. Setelah membangun hubungan baik dan suasana yang nyaman, konselor dapat berkunjung ke membawa keluar-mendasari perasaan dan menghadapi orang tentang disfungsi keluarga. Dasar untuk menyelidik lebih lanjut dan menghadapi harus dibangun antara konselor dan orang tua, konselor dan anak, orangtua dan anak, dan konselor, orangtua dan anak di wawancara awal.
Dari wawancara awal, konselor harus mendapatkan kepercayaan anak untuk bergerak maju. Konselor ingin melihat tempat setiap anak dalam unit keluarga. Di mulai untuk membangun anak-anak harga diri, konselor berfokus pada mereka- tidak orang tua. Konselor membantu anak-anak memahami orang tua mereka sebagai orang tua dan anak-anak. Lurn, Smith, dan Ferris (2002) menggambarkan model intervensi bunuh diri remaja berdasarkan prinsip-prinsip model Satir terdaftar sebelumnya. Mereka menunjukkan bunuh diri bisa dicegah memiliki manfaat konseling keluarga dengan orientasi Satir yaitu:
f.       Tiga Kunci Sistem Satir
Pendekatan Satir ke konseling keluarga difokuskan pada tiga komponen penting:
1)      Meningkatkan harga diri semua anggota keluarga dengan memfasilitasi mereka di bawah-berdiri dari sistem keluarga dan mengajar mereka untuk melaksanakan perubahan ke arah sistem-terbuka dan sikap memelihara dan perilaku.
2)      Membantu anggota keluarga lebih memahami dan menganalisis pertemuan mereka, dengan satu sama lain dan mempelajari respon meratakan sehingga mereka dapat meningkatkan dan membuka pola komunikasi.
3)      Gunakan teknik experiential learning dalam pengaturan konseling untuk membantu keluarga memahami interaksi ini dan mendorong anggota keluarga untuk mengambil tindakan mereka sendiri dan perasaan.
Satir melihat konselor sebagai fasilitator, agen perubahan yang membantu dalam proses bergerak menuju sistem keluarga yang lebih terbuka dan keluarga memelihara lebih konselor tidak ahli tetapi orang yang membantu anggota keluarga menjadi ahli pada masalah keluarga dan pertumbuhan.
g.      Teknik Satir
Terapi keluarga menggunakan berbagai teknik untuk membantu keluarga dalam penemuan jati diri. Metode Satir dirancang untuk membantu anggota keluarga menemukan apakah terdapat pola yang tidak bekerja dan bagaimana untuk lebih memahami dan mengekspresikan perasaan mereka secara terbuka. Daripada mereka harus melewati pengulangan yang menyakitkan, Satir menganalisa "sistem" keluarga dalam interaksi dengan pengaturan konseling. Di antara banyak cara untuk mencapai analisis ini sebagai berikut:
1)      Konselor meminta keluarga untuk menggambarkan situasi yang menyebabkan kesulitan sehingga membawa mereka ke konseling atau meminta mereka menggambarkan situasi khas dari pengalaman baru yang biasanya menghasilkan masalah dalam anggota keluarga.
2)      Konselor meminta keluarga untuk duduk di sebuah kursi yang melingkar untuk mensimulasikan keputusan keluarga, seperti memutuskan ke mana harus pergi berlibur pada liburan berikutnya.
3)      Keluarga berpartisipasi dalam “patung” keluarga, seperti dalam contoh yang disajikan sebelumnya. Konselor meminta seseorang untuk menjelaskan argumen keluarga yang khas dan kemudian memiliki orang untuk "memahat" argumen dengan menempatkan setiap anggota keluarga di posisi yang sepatutnya -lengkap dengan gerak tubuh, ekspresi wajah yang menyentuh. Para konselor mungkin kemudian meminta setiap anggota keluarga yang lain agar bagaimana ia akan berubah dan apa yang memungkinkan setiap anggota keluarga untuk membuat perubahan. Diskusi ini bertujuan untuk meratakan dan partisipasi oleh setiap anggota keluarga berikut.
4)      Setiap anggota keluarga mengambil beberapa tali panjang, satu untuk setiap orang yang telah meninggal dalam keluarga, dan hubungan semua dari mereka di sekitar pinggangnya. Berikutnya, konselor menginstruksikan agar setiap dari mereka untuk mengikat satu tali untuk masing-masing anggota keluarga lainnya. Diskusi ketegangan yang dihasilkan dan massa tali dapat membantu keluarga lebih memahami hubungan yang kompleks dan transaksi menyeberang.
5)      Bermain peran dan bermain peran sebaliknya dapat merangsang diskusi keluarga
6)      Sesi diskusi keluarga direkam demi membantu anggota keluarga mencapai 2 pemahaman dan tanggapan yang lebih baik dari reaksi semua anggota.
7)      Permainan meliputi (a) simulasi permainan keluarga, (b) sistem permainan dan (c) komunikasi permainan.
Game Satir, yang digunakan untuk pelatihan konselor serta terapi keluarga, didasarkan pada definisi model pertumbuhan, yang mengasumsikan bahwa perubahan perilaku individu sebagai suatu proses yang diwakilioleh transaksi dengan orang lain. Orang benar-benar berfungsi saat mereka akan dihapus dari sistem maladaptif atau ketika sistem berubah untuk mempromosikan pertumbuhan. Model ini sangat berbeda dari model yang menyatakan bahwa pemikiran klien, nilai-nilai, dan sikap yang salah  dan harus diubah dengan model medis, yang dimaksudkan bahwa penyebab dari masalah ini adalah penyakit terletak pada pasien.
h.       Game Simulasi Keluarga
Dalam permainan simulasi keluarga, anggota keluarga mensimulasikan berbagai prilaku masing-masing, misalnya, anak memainkan ibu. Terapis juga dapat meminta anggota keluarga untuk berpura-pura bahwa mereka adalah keluarga yang berbeda. Setelah pemberlakuan ini, konselor dan anggota keluarga mendiskusikan bagaimana mereka berbeda dari atau mengidentifikasi dengan peran yang lain.
i.        Sistem Permainan
Sistem permainan didasarkan pada sistem keluarga baik terbuka atau tertutup, belajar dan banyak wawasan yang dapat diperoleh dari kedua jenis keluarga. Satir percaya bahwa emosi dan gangguan perilaku adalah hasil langsung dari anggota yang sedang terperangkap dalam sebuah sistem tertutup dalam keluarganya. Sistem tertutup tidak memungkinkan setiap individu mengekspresikan diri dengan jujur. Keluarga melihat perbedaan sebagai berbahaya, dan "aturan" utama adalah memiliki nilai yang sama, perasaan, dan pendapat. Dalam sistem keluarga yang terbuka, ekspresi jujur ​​dan perbedaan diterima sebagai kejadian alam, dan negosiasi menyelesaikan perbedaan tersebut dengan "kompromi", "setuju untuk tidak setuju," `bergantian," atau menemukan win-win solution.
Satu set game mempunya aturan setiap anggota keluarga mengambil peran bergulir sekitar lima pola interaksional perilaku seperti yang dibahas sebelumnya: (1) placater, (2) orang yang suka menyalahkan. (3) jebakan, (4) komputer, dan (5) menyamaratakan. Atas dasar pola-pola interaksi, berbagai macam permainan telah dibangun, yaitu:
1)      Permainan Penyelamatan. Perilaku 1, 2, 3, dan 4 dimainkan. Siapapun dapat memainkan peran masing-masing variabel, tetapi setiap anggota harus tetap dalam peran seluruh sesi.
2)      Permainan Koalisi. Perilaku 1 dan 2 yang dimainkan. Dua orang selalu tidak setuju dan mengeroyok orang ketiga.
3)      Permainan Lethal. Perilaku digunakan. Semua orang setuju.
4)      Permainan Pertumbuhan vitalitas. Setiap orang termasuk dirinya sendiri dan orang lain dengan ekspresi yang jujur ​​dan dengan mengijinkan orang lain untuk mengekspresikan diri (meratakan).

j.        Permainan Komunikasi
Permainan ini bertujuan untuk membangun keterampilan komunikasi. Satir percaya bahwa pesan tidak tulus atau palsu hampir mustahil untuk diberikan jika communicator memiliki kontak kulit, kontak mata yang mantap, atau kedua bentuk kontak dengan pendengar. Satu permainan komunikasi melibatkan dua anggota duduk saling membelakangi, sementara mereka saling bercapak. Berikutnya mereka berbalik dan diinstruksikan untuk menatap mata satu sama lain tanpa berbicara atau menyentuh. Satir (1967) melaporkan bahwa; tipe interaksi menyebabkan banyak wawasan mengenai asumsi bahwa setiap orang memiliki pikiran dan perasaan berbeda. Selanjutnya, para peserta terus menatap dan kemudian sentuh sama lain tanpa berbicara. Proses ini berlanjut sampai langkah setiap pasangan berbicara, menyentuh, dan "eyeballing" yang lain. Dengan asumsi, mereka diminta untuk tidak setuju, yang Satir temukan hampir mustahil. Orang baik menikmati usaha atau dipaksa untuk menarik kembali secara fisik dan mengalihkan mata mereka untuk marah.
Peran konselor adalah tepukan penting dari permainan ini. Sepanjang dan setelah setiap sesi, intervensi konselor dan membahas tanggapan masing-masing anggota, perasaan, dan reaksi khusus untuk dirinya sendiri dan anggota keluarga lainnya.
k.      Para Penasihat Peran
Dalam pendekatan Satir ke konseling keluarga, konselor adalah seorang fasilitator yang memberikan komitmen total dan perhatian terhadap proses dan interaksi. Konselor harus bertanggung jawab dan harus berhati-hati untuk tidak memanipulasi reaksi peserta dan verbalizations. Dengan perhatian yang sensitif terhadap interaksi setiap anggota keluarga, transaksi, dan tanggapan (atau kurangnya tanggapan), konselor dapat campur tangan pada titik-titik tertentu untuk menanyakan apakah pesan yang benar dan bagaimana perasaan orang tertentu. Setiap orang tentunya memiliki kesempatan untuk berinteraksi atau membuat koreksi. Misalnya, konselor mungkin mengganggu dialog ketika seseorang membuat pernyataan tentang bagaimana orang lain merasa atau berpikir dengan meminta orang kedua jika pernyataan tersebut akurat dan bagaimana ia merasa pada saat itu.
Singkatnya, campur tangan konselor untuk membantu meratakan dan mengambil tanggung jawab atas tindakan dan perasaan sendiri. Konselor juga turut campur untuk memberikan izin anggota keluarga lebih tenang untuk berbicara dan didengar. Menganalisis interaksi hadir dalam pengaturan konseling juga membantu anggota keluarga memahami luka masa lalu dan masalah. Memahami apa pola kesulitan yang dihasilkan juga membantu anggota keluarga. Dengan pengalaman dalam keterbukaan yang meratakan, anggota keluarga dapat mengubah komunikasi mereka, dan pertumbuhan dapat terjadi. Keluarga ini kemudian lebih mampu melanjutkan diskusi, datang ke wawasan baru, dan menerapkan perubahan yang sesuai.
STUDI KASUS.
Kemampuan masyarakat untuk mengasumsikan peran lain dalam situasi kelompok keluarga juga mendukung ide bahwa orang dapat mengubah peran respons mereka dan bahwa keluarga dapat mengubah cara mereka berinteraksi dan memecahkan masalah. Anggota keluarga perlu tim untuk berbagi umpan balik baik positif dan negatif dalam cara-cara yang tidak menyakiti atau orang lain meremehkan. Berikut ini adalah peran keluarga bermain transkrip yang jawaban meratakan dihilangkan:
Don (ayah / suami, menyalahkan): Mengapa tidak makan kita siap?
Sandy (ibu / istri, menyalahkan): Apa yang yon berteriak tentang? Anda punya waktu sebanyak yang saya miliki.
Bill (anak, menyalahkan): Ah, tutup mulut. Kalian berdua selalu berteriak-teriak. Aku tidak mau makan apapun pula.
Don [menyalahkan]. Anda tetap tutup mulut. Aku orang yang membuat aturan
sekitar tepi karena aku orang yang membayar tagihan.
Sandy (menyalahkan): Kata siapa? Selain itu, anak muda, menjaga hidung kita keluar dari ini.
Don (menenangkan): Mungkin Anda ingin pergi keluar untuk makan malam untuk perubahan?
Sandy [komputer]: Menurut isu terakhir dari Hari Perempuan, mereka mengatakan bahwa makan di luar lebih murah daripada memasak hal yang sama di rumah.
Don (menenangkan): Apa pun yang Anda ingin lakukan, Sayang
Bill (menenangkan): Anda selalu memiliki gagasan yang baik, Ibu
Sandy [komputer]: Itu benar. Saya memiliki daftar restoran yang menawarkan spesial minggu ini.
Mungkin salah satu meratakan respon yang baik oleh salah satu anggota keluarga bisa membantu pertukaran ini singkat. Mungkin Sandy bisa mengatakan bahwa ia membutuhkan istirahat dari hari yang panjang dan keras dan ingin memiliki makan malam di luar. Don bisa membuat pernyataan daripada mengajukan pertanyaan palsu. Mungkin pernyataan meratakan oleh Don mungkin telah memberitahu Sandy bahwa ia bertanya-tanya apa yang ingin dia lakukan kalau kita makan malam. Bill bisa mengubah komentar untuk "Saya benar-benar khawatir ketika kami berdebat dan bertengkar di Emily, dan saya ingin ini berhenti." Tugas konselor adalah untuk melatih respons-respons meratakan sampai masalah ini diselesaikan dalam pengaturan bermain peran dan kemudian membuat rencana untuk mencoba meratakan respon dalam kehidupan nyata.
Dalam sesi keluarga kedua dengan ini konselor, keluarga Frazier duduk searah jarum jam sekitar konselor: Jody, istri-ibu, 43 tahun, Frank, anak 11 tahun, Larry, suami-ayah, 44 tahun tua, Joyce, putri 14 tahun, dan Kathy, putri 16 tahun.
Kathy: Ibu, hanya mengatakan ya atau tidak. Arn Aku akan diijinkan keluar pada hari minggu atau tidak?
Jody: Mengapa kau tidak melakukan apa yang Anda selalu lakukan.
Penasihat (Kathy): Apa yang Anda rasa?
Kathy: Marah. Aku-ingin dapat melakukan apa yang seluruh anak-anak lakukan., Namun
Aku tahu Mom dan Dad tidak menyetujui.
Konselor: Itu terdengar lucu karena aku mendengar ibumu mengatakan itu terserah Anda.
[Untuk Jody)] Apakah itu yang Anda katakan? Mungkin itu ekspresi di wajah Anda
dan cara Anda berbicara pesan Anda ke Kathy yang membuatnya berpikir Anda
tidak benar-benar berarti "Lakukan apa yang ingin Anda lakukan."
Kathy: Ya, wajah yang tegas dia berkata "tidak."
Konselor: Apa yang dia lakukan ketika Anda pergi?
Kathy: Akankah, dia menyipitkan matanya dan mengerutkan hidung.
Konselor: Sulit untuk membaca pikiran ibumu, tetapi saya menebak bahwa dia
berpikir tidak ada yang mendengarkan-nya. Kita dapat memeriksa ini dengan nanti. Tapi
Saya ingin tahu apakah Anda pernah merasa seperti ini.
Kathy: Kadang-kadang.
Penasihat (untuk Jody): Apakah Anda pernah memiliki perasaan ini?
Jody: Saya pikir mungkin kita telah menemukan sesuatu yang baru
Konselor: Apakah Anda pikir tidak ada yang mendengarkan Anda?
Jody: Saya memiliki hari yang melelahkan hanya
di rumah untuk keluarga ini. Larry pulang
dari bekerja terlalu lelah untuk berbicara, dan
sudah semua yang saya bicarakan dengan anak-anak tentang yang mereka perkelahian dan argumen. Saya harus menangani semua masalah keluarga.
Larry: Yah, pekerjaan saya yang saya bisa menangani.
Jody: Lihat, tidak ada yang mendengarkan saya cerita.
Penasihat [Larry]: Apakah Anda menyadari apa yang Jody katakan ketika dia sedih? Apa rasanya, Larry?
Larry: Ini mengganggu saya bahwa semua orang berpikir itu adalah kesalahan saya, bahwa segala sesuatu tidak berjalan lebih baik di keluarga kami.
Konselor: Tunggulah satu menit. Frank akan melakukan sesuatu di sini.
Larry (Frank): Tenangkan diri di sana dan membentuk.
Konselor: Mari kita mengambil beberapa waktu keluar dan mencari tahu apa yang terjadi dengan Frank. Saya belum membayar banyak perhatian untuk Frank dan Joyce (Untuk Frank) Bagaimana perasaan Anda tentang apa yang terjadi di sini?
Frank: Yah, aku, eh ...
Joyce [menyalahkan Frank]: Anda bahkan tidak membayar perhatian.
Kathy: Frank, jika Anda bergerak di sini bersamaku, bersama kita bisa mendapatkan yang lebih baik.
Jody [Larry]: Tak bisakah kau melakukan sesuatu untuk membuat dia keberatan saya? Ini semua salahmu ia bertindak seperti dia tidak.
Penasihat [Kathy dan Larry]: Suatu hal menarik terjadi sebelum Frank mulai bertingkah. Aku bertanya-tanya, Kathy, bagaimana perasaanmu ketika ayahmu berkata kepada ibu Anda, "Ini semua salahku bahwa sesuatu tidak berjalan lebih baik di keluarga kami.".
Dalam segmen pendek, konselor berusaha untuk melihat pola komunikasi saat ini dan pola-pola menyembunyikan perasaan. Setelah mencapai kesadaran blok komunikasi, keluarga dapat mulai berlatih meratakan sebagai cara alternatif untuk berkomunikasi.
Metode Virginia Satir bisa sangat cocok ke dalam sistem, pendekatan struktural, atau com-munication untuk konseling keluarga. Dia fokus pada pengembangan yang lebih baik, komunikasi keluarga dengan membuat anggota keluarga menyadari bagaimana orang lain dalam keluarga bereaksi terhadap gaya komunikasi mereka. Satir melihat keterampilan komunikasi ditingkatkan sebagai resolusi keluarga yang mengarah ke konflik yang lebih baik dalam pemecahan masalah.
Sesaat sebelum kematiannya, Satir berkontribusi terhadap sebuah artikel pada rekonstruksi keluarga dan memahat konseling kelompok (Satir, Bittner, & Krestensen, 1988). Para terapis menciptakan drama dalam masing-masing anggota kelompok, dengan anggota awal dalam drama mereka sendiri. Script untuk drama masing-masing dikembangkan dari peta keluarga, kronologi kehidupan nyata keluarga, dan roda pengaruh keluarga. Inti saat drama keluarga masing-masing anggota yang kembali dalam sebuah psikodrama dengan anggota kelompok sebagai pemain dalam drama keluarga. Peran pemain diundangkan perilaku verbal dan nonverbal dari anggota keluarga
l.        Terapi Bermain Dengan Keluarga
Terapi bermain memiliki keuntungan membantu anak-anak berkomunikasi kepada terapis keluarga. Dalam kegiatan terapi bermain ditawarkan: bidang pengamatan untuk mengevaluasi sistem keluarga dalam tindakan. Efek utama dari terapi bermain adalah kesempatan untuk membantu anak-anak berpindah dari keterperangkapan disfungsional dengan orang tua untuk individualisasi fungsional. Demikian juga, batas-batas keluarga yang terlalu kaku diharapkan lebih santai untuk memungkinkan rasa ikatan keluargan yang sehat. Terobosan serupa dalam terapi keluarga dengan anak-anak adalah dengan mendongeng, terapi seni, dan program petualangan di alam terbuka.
Intervensi keluarga dan menggabungkan terapi bermain telah digunakan dalam program pencegahan di sekolah dasar (McDonald & Morgan, 1997) dan dalam penyembuhan kesulitan alkoholisme (Carmichael & Lane, 1997). Gladding (1993) mendorong keluarga untuk bermain, tapi dengan cara yang adil, toleran, dan percaya. Nasihatnya adalah untuk mengatur lingkungan bermain yang kooperatif dimana setiap orang faham dan menang. Beberapa teori telah menyediakan model untuk mempromosikan jenis terapi bermain dengan keluarga.
m.    Keluarga Dinamis Dengan Terapi Bermain
Harvey (1997) menjelaskan jenis terapi bermain melibatkan anggota keluarga dalam kegiatan kreatif dengan menggunakan bermain alami. Tujuannya konselor adalah membantu keluarga dalam mengembangkan dan meningkatkan spontanitas. Membuat metafora tentang kesulitan dalam hubungan adalah tujuan lain. Dalam terapi keluarga gaya bermain, konselor menggunakan seni, drama, gerakan, dan video yang dibuat untuk mendorong keluarga bermain. Semua anggota keluarga terlibat dalam saat-saat bermain kreatif, konselor menuntun mereka ke dalam memulai bermain interaktif di mana metafora muncul. Metafora membantu mereka mengalami katarsis bersama, pemahaman, dan rasa penguasaan dalam pengalaman mereka satu sama lain.
Dengan membantu anggota keluarga untuk terlibat dalam bermain, konselor membantu keluarga mengembangkan atau merestart sendiri bermain alami mereka satu sama lain. Selama perkembangan terapi, masalah menyakitkan dan bertentangan muncul melalui bermain. Konselor dapat membimbing anggota keluarga untuk menghasilkan semangat bermain secara alami dan kreatif yang akan menghasilkan kepercayaan dan afiliasi. Kemudian konselor dapat fokus pada isi permainan untuk membantu anggota keluarga merekonstruksi hubungan mereka. Konselor memulai dengan kegiatan mengeluarkan direktif seperti tarik-menarik, perang-perangan, mencoret-coret, atau mengikuti pemimpin. Konselor tetap waspada terhadap penghindaran dan gangguan resistensi. Anggota keluarga berkembang menjadi interaksi yang lebih rumit dan fleksibel, akhirnya mengembangkan gaya unik mereka sendiri dalam episode bermain (Harvey. 1997).
n.      Terapi Berbakti
Terapi berbakti adalah metode terapi bermain di mana orang tua secara langsung terlibat. Terapi berbakti ini didasarkan pada prinsip-prinsip terapi berpusat pada anak. Guerney (1997) percaya bahwa masalah-masalah penyesuaian anak-anak disebabkan oleh orang tua yang gagal untuk belajar bagaimana memahami anak-anak mereka. Dia mendefinisikan masalah ini sebagai masalah belajar dan berpikir bahwa orang tua mengajar anak-anak untuk melakukan sesi permainan berpusat yang bisa mengatasi kekurangan orangtua. Orang tua sangat penting untuk anak-anak mereka karena ia merasa penerimaan dari mereka akan sangat berarti bagi anak-anak mereka.
Tujuan terapi adalah untuk mengurangi masalah perilaku anak-anak dalam berbakti, untuk membantu orang tua memperoleh keterampilan yang berpusat pada bermain anak untuk digunakan saat berhubungan dengan anak-anak mereka, dan untuk meningkatkan hubungan orang tua-anak. Menggunakan teori belajar dan terapi perilaku untuk prinsip-prinsip pelatihan orangtua, adapun pelatihan dapat dilakukan dengan melengkapi langkah-langkah berikut:
1)      Memperkenalkan orang tua pada metode untuk melakukan terapi bermain yang berpusat pada klien.
2)      Pertimbangkan tuntutan lain dari kehidupan orang tua, dan meyakinkan mereka bahwa mereka diharapkan untuk melatih keterampilan ini hanya dalam sesi permainan.
3)      Model perilaku sebagai tugas lengkap. Wachtel (2001) melihat peran konselor sebagai interaksi induk pembinaan dan pemodelan yang membantu perilaku anak. Sebagai contoh, orang tua memiliki berkata, "Aku memperhatikan bagaimana Anda membantu diri Anda sendiri untuk tidak takut" daripada "Kau berani" untuk membangkitkan harga diri pada anak.
4)      Mengurangi tugas masing-masing ke yang lebih kecil, komponen yang terpisah dan praktek pada masing - masing komponen.
5)      Pasang kembali untuk menyelesaikan tugas bermain peran tanpa anak.
6)      Mendorong orang tua untuk melakukan sesi diamati oleh konselor yang diadakan di rumah dan dilaporkan kepada konselor.
7)      Secara bertahap meningkatkan panjang sesi dan punya rumah bermain mingguan
Seperti terapi bermain
yang berpusat pada anak, anak didorong untuk mengekspresikan kebutuhannya, pikiran, dan perasaan. Akan menjadi optimal, selama proses anak-anak dan orang tua memandang satu sama lain dalam cahaya yang lebih positif ketika mereka belajar bagaimana untuk bermain dan saling berbicara yang lebih efektif.

o.      Strategis Terapi Bermain Keluarga
Arid (1997) menjelaskan strategis terapi bermain keluarga sebagai bentuk konseling dimana seluruh anggota keluarga dan konselor bermain. Bermain bebas, imajinatif, dan saling percaya. Mainan, kostum, dan alat peraga mungkin atau tidak dapat digunakan. Ariel melaporkan bahwa strategis terapi bermain keluarga telah dipraktekkan dan berhasil dengan berbagai masalah dan ini berlaku untuk budaya keluarga dan dasar tumbuh kembali. Ariel (1997) melanjutkan dengan menggambarkan bahwa teori terpadu yang didasarkan pada pengolahan informasi dan teori tanda.
Hipotesisnya adalah bahwa pengolahan informasi dibantu jika informasi yang berhubungan dengan emosi seseorang yang sentral. Informasi yang berhubungan dengan pusat emosi akan  membuat kepercayaan dalam bermain, memungkinkan konselor dan pemain sebuah arena untuk mengatasi tema emosi intens. Membuat-percaya bahwa bermain adalah moderator, membantu anggota keluarga melakukan transaksi mereka dan konflik dalam cara yang tidak mengancam. Kelompok keluarga bermain dan konselor kemudian melihat jam tangan dan mencoba untuk mengidentifikasi interaksi yang tidak sehat. Selanjutnya, konselor mulai bergerak memutar, terlibat ke dalam permainan dengan lembut, kemudian aktivitas dengan dipilih langsung dengan baik. Pilihan-pilihan didasarkan pada sifat kuratif bermain, atau apa Ariel memanggi "bug-busters" karena mereka menghapus atau melemahkan kesulitan dalam program keluarga.
p.      Theraplay
Theraplay adalah metode dalam treatmen setelah adanya interaksi orangtua-anak yang sehat. Koller dan Booth (1997) menjelaskan hal ini, pendekatan yang intensif dalam jangka pendek adalah sebagai terapi di mana orang tua terlibat sebagai pengamat dan kemudian sebagai cotherapists. Jernberg (1993) membedakan theraplay dari pendekatan lain sebagai pendekatan yang lebih menyenangkan, tidak memerlukan beberapa mainan dan alat peraga. Orang yang menggunakan pendekatan ini menghindari pertanyaan dan berfokus pada kesehatan. Struktur sesi dewasa, dan kontak fisik sangat dianjurkan. Agenda sesi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak, mendorong regresi dan meningkatkan lampiran orang tua-anak. Theraplay mengintegrasikan unsur-unsur struktur, intrusi tantangan, keterlibatan dan pemeliharaan. Theraplay mempekerjakan kegiatan yang membutuhkan terbangunnya kepercayaan antara anak dan orang tua melalui sentuhan fisik dan rasa peduli. Terdapat beberapa contoh yaitu memegang tangan anak dan melihat ke mata anak, memperhatikan ketika anak melompat dari kursi ke dalam pelukan orang tua, dan memberikan kepercayaan untuk melompat yang mengharuskan anak-anak untuk melompat, percaya bahwa orang tua akan berada di sana untuk menangkap mereka. Kegiatan lain bisa termasuk bermain patty-kue dan tangan mengisap (meletakkan satu tangan di atas yang lain, bergantian antara orang tua dan tangan anak). Orang dewasa memaksa struktur yang jelas untuk menyatakan peraturan keselamatan.
q.      Aplikasi Lintas Budaya Konseling Keluarga
Seperti dengan metode konseling, terapis keluarga harus memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya dan norma-norma keluarga tentang pola komunikasi efektif dalam penilaian dan pencegahan keluarga dari budaya asing. Tamura dan Lau (1992) membuat banyak titik-titik penting yang sama dalam penelitian mereka tentang keluarga Jepang, seperti yang dilakukan Szapocznik, Kurtines, Santisteban, dan Rio (1990) dengan keluarga Hispanik, Soto-Fulp dan Delcampo (1994) dengan keluarga Amerika Meksiko, dan Becvar dan Becvar (2000) dengan keluarga Amerika Afrika. Jen Der Pan (2000) menemukan model Satir untuk digunakan dalam konseling kelompok agar menjadi efektif dalam bekerja dengan mahasiswa Taiwan yang mengalami masalah keluarga.
Richeport-Haley (1998) mengusulkan dua model yang tersedia bagi konselor keluarga untuk beradaptasi untuk perbedaan multikultural. Model pertama adalah keluarga direktif. Pendekatan yang dikembangkan oleh Jay Haley dan berdasarkan "pada karya mentornya, Milton H. Erickson berfokus pada perubahan struktural dalam keluarga, direktif yaitu pendekatan meminimalkan etnisitas sebagai faktor untuk perubahan dalam terapi. Pendekatan direktif mendorong perilaku yang membantu keluarga untuk menjadi mainstream dengan budaya baru mereka dalam konteks sistem kepercayaan budaya mereka. Contoh yang diberikan adalah pasangan baru ke Amerika Serikat dari budaya di mana suami adalah pencari nafkah dari rumah dan istri menemukan pekerjaan yang lebih baik daripada suami, yang menyebabkan konflik antara mereka.
Peran konselor keluarga adalah untuk mengetahui bagaimana untuk campur tangan menyelesaikan konflik. Kuncinya adalah membingkai ulang situasi sehubungan dengan akar klien dan memecahkan masalah tanpa memaksa pasangan untuk berperilaku seperti budaya yang dominan (1998). Model kedua Richeport-Haley adalah pendekatan budaya yang berfokus di mana konselor melatih kepekaan budaya. Setelah menyelesaikan pelatihan, konselor memiliki empat pilihan ketika berhadapan dengan klien yang memegang sistem kepercayaan alternatif.
Opsi 1 adalah untuk meminimalkan sistem kepercayaan alternatif. Jika pasangan bergerak ke Amerika Serikat dari sebuah negara di mana terdapat norma pemukulan istri, sistem hukum dapat terlibat untuk menghentikan kekerasan. Perilaku baru dan hukum dapat dipraktekkan selama konseling tidak menggunakan sistem kepercayaan alternatif.
Opsi 2 adalah dengan menggunakan bagian dari sistem kepercayaan alternatif. Satu pasangan Hindia Timur percaya bahwa mereka sedang diikuti oleh roh jahat. Bekerja dengan keyakinan pasangan dalam roh, konselor mampu mengubah makna roh dari kejahatan baik.
Opsi 3 adalah rujukan klien untuk seorang penyembuh yang telah diakui.
Opsi 4 bekerja sama dengan penyembuh untuk membawa perubahan yang diperlukan.
Dengan kemungkinan pengecualian Opsi 1, model pertama tampaknya menawarkan kesempatan untuk membantu keluarga dari beragam budaya untuk beradaptasi dengan budaya Amerika. Mungkin pelatihan budaya dikombinasikan dengan model direktif menawarkan pilihan terbaik yang tersedia untuk konselor untuk memenuhi tantangan lintas-budaya.
r.        Konseling Keluarga Dan Pengelolaan Kesehatan
Praktisi konseling keluarga akan melakukan konseling keluarga dibawah perawatan dan pengelolaan yang baik dan jika mereka menggunakan pendekatan yang memenuhi pedoman perawatan. Jangka pendek konseling keluarga yang ditemukan bersama dengan organisasi managed care (MCOs) akan membantu klien mencapai spesifik, target yang terukur dalam 10 sampai 15 sesi. Pencapaian tujuan di terminasi dan pemeliharaan pencapaian tujuan di follow-up dengan kriteria penting, serta kepuasan klien dan biaya rendah pengobatan (Anderson, 2000).
Lee (1997) dan Nichols dan Schwartz (199S) mengamati bahwa cakupan kesehatan terbatas mental yang dikelola di bawah perawatan telah mengakibatkan terapi jangka pendek yang terburu-buru. Mereka menyukai solusi terapi keluarga singkat. Fokusnya adalah menemukan solusi dan memberikan perhatian minimal untuk mendefinisikan atau memahami masalah-masalah yang mengancam. Tujuannya adalah untuk membantu klien melakukan sesuatu yang berbeda dengan mengubah perilaku interaktif atau interpretasi mereka tentang perilaku dan situasi untuk mengembangkan solusi. Strategi paradoks yang serta terapi realitas, rasional-emotif-terapi perilaku, terapi perilaku kognitif, dan metode perilaku, dapat digunakan dalam konseling keluarga dan memenuhi pedoman perawatan.
Secara umum, MCOs bekerja dengan seluruh keluarga untuk memulihkan penyebab masalah dan mencegah masalah di masa depan. Remediasi dan pencegahan membatasi biaya masa depan. Dalam kasus di mana MCO tersebut hanya mencakup konseling individu, dianjurkan bahwa konselor memperlakukan klien yang diidentifikasi ketika menggunakan seluruh anggota keluarga sebagai konsultan.

DAFTAR PUSTAKA
Becvar, Dorothy S. Becvar, Raphael J. 1976.Family Teraphy ( A systematic Intregation). Adivision of  Simon & Schester, Inc. Needham Height; Massachusetts.
Korchin, Sheldon J. 1976.Modern Clinical Psychology. Basic Books, Inc. Publishers: New York.
Perez, Joseph F. 1979. Family Counseling : Theory and Practice. New York, Van Nostrand, Co. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar